Ganti Mobil: Picanto ke Brio

update 26 Juli: pengalaman menggunakan new brio sayta E cvt


Wah, terakhir posting seperti ini tahun 2007, alias 9 tahun yang lalu!

Berbeda dengan kasus terakhir saat saya pindah dari Katana ke Picanto, Picanto sebenarnya masih enak digunakan. Cuma lalulintas Bandung yang semakin macet, ditambah saya kena serangan asam urat di kaki kiri membuat mobil matic sepertinya menjadi keharusan.  AC mobil picanto juga kena service besar sehingga evaporator dan kondensor harus diganti. Artinya tidak lama lagi mungkin komponen besar yang lain akan mulai harus diganti. Mengingat mencari sparepart KIA lumayan susah, dan satu demi satu dealer KIA tutup,  maka terpaksa harus diganti nih secepatnya.

Fitur transmisi automatic menjadi prioritas utama. Seperti biasa, saya kemudian cari yang paling murah 🙂   Tentu Agya dan Ayla  jadi pertimbangan pertama. Tapi mesin yang hanya 1000cc dan banyak keluhan tentang getaran membuat saya mundur. Apalagi 1000cc matic juga akan lebih parah dibandingkan manual. Saya ingin mobil berikutnya punya tenaga dan akselerasi lebih besar daripada Picanto.

Oleh karena itu hanya ada satu alternatif, yaitu Brio E CVT.  Brio E CVT harganya 151jt; tenaga dan torsi: 90ps/6000rpm  dan 110Nm/4800. Dari sisi keamanan ada dual SRS Airbags dan  pretensioner+force limiter seatbelt. Sedangkan untuk rem ada ABS + EBD. Ini fitur yang paling penting bagi saya dan sebelumnya tidak ada atau kurang di Picanto lama yang saya miliki. Dari sisi bentuk, Brio bagus untuk bagian depan dan bagian samping. Sedangkan kalau belakang ya memang jelek sih.

Altenatif matic lain seperti Mirage, Sirion,  Picanto  harga matic-nya  berbeda cukup jauh diatas Brio tapi fiturnya malah lebih sedikit (setidaknya fitur yang saya anggap penting). Sedangkan Etios Valco tidak menyediakan versi matic.

Kalau dibandingkan, Mistsubisi Mirage matic versi termurah (178jt), sama-sama CVT, bedanya Mirage 3 silinder dengan tenaga & torsi: 77/6000 & 100/4000; tidak ada ABS+ABD. Sedangkan Sirion harganya 170jt; AT 4 kecepatan; 1300 cc; tanaga & torsi: 90/6000 & 116/4400 dengan pretensioner+force limiter seatbelt tapi tidak ada ABS+EBD.  Terakhir Picanto (171jt), AT 4 kecepatan; tenaga & torsi: 87/6000 &  119 Nm/4000 tanpa airbag, tanpa ABS. Untuk picanto kalau mau dapat ABS dan airbag, perlu ambil tipe Platinum seharga 185jt.  Jadi bagi saya jelas pilihannya berat untuk Brio, terutama karena harga dan faktor fitur ABS+EBD. Beberapa review juga menulis kelebihan adalah Brio lebih “fun to drive” dan lebih irit. Tentu tiap orang punya selera dan prioritas yang berbeda-beda, misalnya ada yang suka ruang yang lebih lapang, kenyamanan kursi, interior, bentuk dsb.

Update: Katanya discount bisa sangat besar untuk Mirage dan Sirion, jadi sebaiknya tanya dulu ke pihak sales.

Setelah saya testdrive (versi RS-CVT) semua sesuai ekspektasi. Selain rem yang lebih akurat dan akselerasi yang lebih mantap, pandangan juga lebih lega dibandingkan Picanto dan suspensi terasa lebih empuk (atau karena Picanto saya sudah tua umurnya?). Tapi memang kalau saya bandingkan dengan Sirion masih lebih empuk Brio untuk suspensinya.

Kelemahan mungkin dari stir yang terasa aneh karena biasa menggunakan hidrolik di Picanto, tapi memang sangat ringan.  Untuk yang lain bagi saya tidak terlalu penting dan sudah sesuailah dengan harganya.

Tentu saja versi RS tidak saya lirik, jauh lebih mahal dengan hanya perbedaan sedikit di interior dan eksterior saja.

Posting ini akan diupdate dengan review Brio  (semoga kalau jadi ).

Update: jadi beli, dan ini reviewnya: pengalaman menggunakan new brio sayta E cvt

3 tanggapan untuk “Ganti Mobil: Picanto ke Brio”

Tinggalkan komentar