Membuat Perusahaan

Melanjutkan cerita saya menjadi freelancer selama mahasiswa:

Setelah 1.5 th menjadi freelance (thn 98-an) saya mulai berpikir bahwa menjadi freelance mempunyai batasan dari sisi jumlah proyek yang dapat ditangani. Kemampuan mental dan fisik tentu ada batasnya.  Solusinya saat itu adalah membuat perusahaan. Kalau kita memiliki perusahaan, harusnya tidak ada batas jumlah proyek lagi,  perusahaan dapat berkembang (dan mengkerut) mengikutinya.

Saya kontak teman sekelompok saya, dan kita sepakat untuk membuat perusahaan. Niatnya sih waktu itu cuma berempat.  Saya lupa kenapa, tapi  jumlahnya membengkak jadi 10 orang.  Perusahaan tersebut kami namakan Dasamitra Informatika.

Kesalahan utama dalam pembentukan perusahaan ini adalah kami belum memiliki satupun proyek.  Rencana pembuatan produk juga gagal karena kurang motivasi (lagipula waktu itu kami semua masih kuliah). Akhirnya kegiatannya cuma rapat saja.  Kami berdua (saya + calon istri),  kemudian mengundurkan diri.  Perusahan ini setahu saya juga akhirnya tutup.

Usaha kedua pembentukan perusahaan dilakukan setelah saya lulus dan menikah (2001-an) , waktu itu hanya kami berdua pegawainya. Istri menjadi programmer dan  saya merangkap menjadi direktur, sekretaris, sales, programmer sampai office boy :).   Sesuai dengan jumlah pegawainya,  nama perusahaan ini adalah CV. Dwidata.

CV ini cukup lama hidup, tapi akhirnya tutup juga. Masalah utamanya adalah kami tidak mempunyai modal cukup untuk merekrut programmer full time. Masalah kedua, sulit mencari programmer part time yang berkualitas. Waktu itu saya dan istri belum bekerja sebagai dosen, sehingga tidak memiliki akses ke mahasiswa.  Kami sempat menyewa beberapa programmer part time. Ada yang code-nya begitu buruk sehingga harus saya tulis ulang, ada lagi yang ditengah-tengah tiba-tiba mengundurkan diri.  Masalah ketiga adalah saya malas mengurusi administrasi.  Setiap bulan harus ke kantor pajak, mengurusi tagihan dan lain-lain merupakan pekerjaan yang menyebalkan, tapi menyewa orang lain untuk ini juga terasa kagok karena pekerjaannya masih sedikit.

Walaupun gagal terus, pengalaman yang saya peroleh banyak. Saat ini, walaupun belum ada wujudnya, sebenarnya saya mulai merintis lagi perusahaan.  Di tahun ini saya bersama sembilan orang programmer (mahasiswa) sedang mengerjakan dua proyek,  salah satunya menghasilkan produk.   Bagaimana kelanjutannya? apakah dapat berkembang terus? atau gagal lagi seperti dua perusahaan sebelumnya?  Ya kita lihat saja, hidup adalah belajar kan?  🙂

27 tanggapan untuk “Membuat Perusahaan”

    1. iya.. emng bnar ap kka ktakan…,sy skrng pengen mmbuat prushaan..ya cmn prusahaan kcillah…yg brgrak d bidang jasa kontruksi tau pngawas dan perencana…

  1. @asep: lagi bikin perusahaan juga kan? ya mudah-mudahan pengalaman saya bisa jadi pelajaran.

    @syndez: hehe memangnya sinetron. tapi memang ada satu posting lanjutan yang masih diedit dan belum dipublish.

  2. Kayaknya banyak ke miripan gimana mudahnya bikin perusahaan tapi sangat teramat susah dapat job,sabar tawakal ikhtiar mungkin solusinya,saya jg pnya perusahaan tapi layaknya sebuah truk tanpa muatan, anda bisa bantu ?

  3. @yudistira, setiap perusahaan punya karakteristik yang unik, jadi mungkin perlu cara yang berbeda-beda. Tapi yang pertama, website anda tidak dapat diakses (gmdigital), itu hal yang kelihatannya remeh tapi penting.

  4. Wah suami istri yang kompak (tipikal dapat sesama IF ITB, iya nggak Pak Yudi – Bu Masayu?). Kalau saya melihat pengalaman Bapak dan teman-teman yang mendirikan perusahaan IT saya malah kepikir suatu hari nanti ingin mendirikan warung bebek goreng atau punya kebun sayur :D. Hidup adalah perjuangan, maju terus pantang mundur.

  5. @rosa: bagus kalau memang hobinya disitu. Kalau saya sih dari dulu memang hobinya ke arah soft. development jadi ya mau apa lagi. Takutnya kalau bertani atau berternak nanti malah mati semua 🙂

    Tapi saya sebenarnya punya ide untuk menjual serabi, pasti laku menurut saya karena serabi didaerah ini nggak enak semua. Sayangnya semua pihak (istri,ortu,kakak) kompak tidak mendukung hehe.

  6. [maaf Pak, commenT ini sebenarnya unTuk blog anak Bapak, ^-^]

    Asw. Pak.
    mungkin bapak tidak kenal dgn saya karena saya memang bukan mahasiswa FPMIPA, khususnya ilkom.
    Akn tetapi, saya benar2 terpukau dgn bnyknya cerita tentang bapak (dgn tugas2nya) serTa saya menyaksikan sendiri bapak menyabet 3 gelar dosen waktu DINAMIK4…
    hhhmmm…
    pak, saya harap tulisan (tentang) Furqon ini dapat terus di updaTe mesTi aksesnya lambat, aTau bapak buaT saja bLog baru buaTnya. Saya benar2 yakin kLo suaTu saaT Furqon akan sangaT berTerimakasih sama bapak dan Ibunya bahwa teLah membuatkan bLog ini unTuknya..
    saya juga yakin, insya aLLah orang2 yg membaca bLog furqon ini juga dpaT merasakan menfaaTnya…

  7. Pak mohon dukungannya, coming soon multimedia telematika (MiT) cv, isinya sebagian anak2 nondik ilkom 05. Produknya sudah ada 3, tp belum di publikasikan, sedang cari pasar.. hehehe.. Kalau bapak butuh tenaga ahli kami siap menjadi partner Pak.. 😀

  8. SALAM KENAL
    Artikel anda sangat menarik, saya sebagai mahasiswa sangat tertarik untuk mendirikan perusahaan daripada ikut perusahaan orang ^^

    Boleh sharing ilmunya tentang step-by-step cara mendirikan perusahaan?
    sepertinya itu akan menjadi artikel yang menarik

    mohon kirim balasannya via email ya pak…saya suka lupa halaman web yang telah dikunjungi
    terima kasih

  9. sangat memotivasi pak !

    saya sendiri juga tadinya dosen dan pengusaha informatika di Indonesia, kemudian dapat beasiswa ke luar negeri dan akhirnya bekerja di perusahaan Eropa sebagai engineer….tapi kalau sudah pernah jadi pengusaha itu memang sudah nggak bakal bisa jadi karyawan lagi… tiap hari saya bener2 rindu mendirikan perushaan lagi dengan semua kerepotannya dan kesulitannya tapi bener2 membuat hidup lebih hidup !

    akhirnya sekarang saya siap-siap pulang kampung untuk meneruskan usaha saya lagi !!

Tinggalkan Balasan ke yudiwbs Batalkan balasan