Kegagalan Proyek E-Learning

Barusan kalan-jalan ke situs Moodle Indonesia, ada beberapa situs yang merana (kosong, jarang diupdate) atau bahkan mati.

Kenapa gagal? Menurut saya ada tiga faktor utama:

  1. Terlalu fokus ke faktor teknis. Padahal faktor yang paling penting adalah manusia dan kebijakan organisasi. Dengan learning management system (LMS) seperti Moodle, untuk installasi paling hanya butuh waktu 1 jam. Tetapi setelah itu apa? Harus ada usaha keras untuk melobi dosen agar mau menggunakan e-learning (AUB = “apa untungnya bagiku”), harus ada pelatihan, harus ada insentif (atau punishment) harus ada perubahan kebijakan, harus ada perubahan manajemen perkuliahan dst.
  2. Orientasi jangka pendek. Ini memang penyakit klasik. Ukuran keberhasilan proyek e-learning hanya sebatas situs jalan, ada satu dua kuliah online, dan proyek dianggap selesai. Pengembangan e-learning adalah proyek jangka panjang, harus ada perencanaan untuk 1, 3 sampai 5 tahun kedepan. Ibarat lari marathon, bukan sprint.
  3. Infrastruktur pendukung. Bagaimana akses internet dosen (di kampus dan rumah)? Adakah admin yang dapat selalu membantu?

Syukurnya e-learning FPMIPA kami (saya sebagai admin disana) masih hidup dan aktif. Dimulai dari satu dosen (saya sendiri) dan 7 orang mahasiswa di 2004, saat ini secara aktif diisi oleh 20-an dosen dan ratusan mahasiswa. Masih jauh dari ideal, tapi mudah-mudahan dapat terus bertahan dan berkembang.

7 tanggapan untuk “Kegagalan Proyek E-Learning”

  1. betul pak, kalau dilihat, sebenarnya apapun softwarenya hanya TOOLS, faktor diluar hal teknis lebih berperan besar dalam keberhasilan implementasi e-learning atau e-business apapun juga. People, Process and Technology – yang paling penting tentunya P*e*o*p*l*e.

  2. assalamualaikum..

    wah, setelah membaca tulisan bapak ini.. saya jadi teringat dosen saya dikampus *kampus saya tetangganya kampus bapak ^_^* menawarkan kepada saya untuk membuat sebuah e-learning untuk jurusan saya, dan sekaligus sebagai bahan kajian untuk Tugas Akhir saya.. saya ada pertanyaan nih pa’ *mudah2an bapak berkenan menjawabnya..*
    1. apakah mungkin e-learning menggunakan moodle dapat dijadikan sebuah topik TA? maksudnya, apakah tidak terlalu besar cakupannya?
    2. apa kesulitan yang dialami sebagai administrator moodle?

    maaf nih pak sudah merepotkan.. soalnya abis cari2 bahan ttg moodle ketemunya ini.. yasudah maksud saya sekalian saja bertanya pada ahlinya 🙂

    terimakasih sebelumnya,
    regards..

  3. 1. Tergantung kebijakan jurusan dan apa yang dilakukan pada TA itu. Kalau cuma install saja sih IMO tidak bagus jadi topik TA, paling hanya sekedar kerja praktek.

    2. Dari sisi teknis bisa dibilang tidak ada. Moodle sudah stabil kok. Yang penting punya koneksi internet yang lancar, jadi kalau ada apa-apa bisa cepat ditangani. Masalah saya dulu waktu MySQL-nya diupgrade, pernah juga hardisknya penuh 🙂 Tapi tidak sulit kok ditangani. Kalau sisi non teknis sih banyak 🙂

  4. Terima kasih pak, tulisan jenengan jd bahan refferensi kami di SMA Negeri 1 Pare :

    visit : http://sman1pare.sch.id/2008/12/10/siapkah-berubah.html#comment-545

    visit : http://elearning.sman1pare.sch.id

    2008 ini mata pelajaran TIK dulu yang jd pilot project bahan ajar sampai ujian online, Insya Allah 2010 semua MP ujian nya OL.

    Kepala sekolah kami support total
    http://sman1pare.sch.id/2008/09/15/profil-dra-hj-dewi-masitah.html#comment-539

    tim Kami terus mengembangkan teknologi pendidikan.
    Mohon doa restunya & salam hangat dari kami.

Tinggalkan Balasan ke yudiwbs Batalkan balasan